“Seharusnya aku tak patut bersedih, atas semua yang terjadi
kepadaku, aku merasa bahwasanya hidup ini, tak lebih dari sebuah perjalanan…”
Hidup kita bagikan air yang mengalir hingga akhirnya bermuara
di lautan, berkumpul dengan semua air yang telah menuntaskan perjalanannya, dan
semuanya berakhir di samudera. Ada yang
mengalir melewati sungai yang panjang, ada yang mengalir hanya sesaat, karena
sungainya hanya beberapa ratus meter panjangnya. Sungai itu juga berbagai macam, kadang
berkelok-kelok, lurus, ada yang dangkal, ada yang dasarnya hingga puluhan
meter. Ada yang lebar, ada yang sempit. Ada yang dasarnya dipenuhi batuan, ada yang
berpasir. Sungai juga mempunyai beberapa
anak sungai, ibaratnya jalan lurus dengan ujung yang bercabang tiga, empat,
lima, hingga tak terhingga. Ada yang
hanya berakhir sebagai genangan, berhenti di suatu tempat. Itu semua bergantung dari air itu memilih
jalannya saat berada di persimpangan.
Tapi, akhirnya semua air itu juga akan berakhir di samudera, tempat
semua air dari segala penjuru bumi berkumpul.
Ya seperti itulah memang hidup. Sesederhana itu. Ada yang bilang hidup ini sulit, terlalu
misteri, berat, terlalu banyak kendala.
Tapi, bukankah itu juga yang dialami tiap mili liter air sebelum
berakhir di samudera yang luas? Ada yang selama perjalanannya hanya berada di
sungai, ada yang jalan-jalan di pipa PDAM, ada yang berkesempatan tinggal di
minuman botol, dan yang tersial jadi penghuni jemban atau mengendap di selokan.
Begitulah perjalanan hidup kita pada masa yang lalu; kini
kita akan memasuki masa yang yang baru. “Kamu dengan teliti memelihara
hari-hari tertentu, bulan-bulan, masa-masa yang tetap dan tahun-tahun, Gal
4:10. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk
melakukan perkerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya, Ef 2:10. Tetap
tentang zaman dan masa, saudara-saudara, tidak perlu dituliskan kepadamu, 1Tes
5:1. Dalam perjalanan hidup kita seperti digambarkan di atas memberikan
pertanyaan refleksi bagi kita “apakah kekuatanku, sehingga aku sanggup
bertahan, dan apakah masa depanku, sehingga aku harus bersabar? Ayb 6:11. Namun
dalam perjalan kita pada tahun yang lalu hingga memasuki tahun yang baru nanti
kita mempunyai harapan “karena masa depan sungguh ada, dan harapan kita tidak
akan hilang, Ams 23:18. Oleh karena itu
tidak perlu kita cemas akan perjalanan hidup ini sebab kita ketahui bahwa
hikmat untuk jiwa kita: jika kita mendapatkannya, maka ada masa depannya, Ams
24:14. Karena “telah Kudengar doa dan permohonanmu yang kau sampaikan ke
hadapan-Ku, maka mata-Ku dan hati-Ku akan ada di situ sepanjang masa, 1 Raj
9:3.
Fransiskus memandang semua makluk sebagai saudara dan
saudari. Gereja giat mencanangkan lagi perjuangan untuk keadilan dan damai dan,
orang terngat pada sosok Fransiskus sebagai pembawa damai dan kawan setia
orang-orang kecil. Fransiskus, dengan semangat persaudaraannya yang mampu
menerobos batas-batas negara, agama dan sosial-ekonomi, terasa hadir kembali di
tengah dunia yang mendambahkan persaudaraan antara semua manusia. Ia bahkan
dikenang sebagai orang yang memperlakukan semua makhuluk ciptaan sebagai
“saudara dan saudarinya” dan sebagai anugerah Allah yang mengagumkan, sehingga
Paus Yohanes Paulus II merasa pada tempatnya mengangkat dia sebagai pelindung
pemelihara kelestarian lingkungan hidup (29 November 1979).
Apakah yang mendasari semua gejala itu? Apakah karena
Fransiskus seorang humanis dan pencinta lingkungan hidup saja? Ternyata
perannya untuk keadilan dan damai, untuk persaudaraan dan ekologis, merupakan
pancaran rahasia hubungannya dengan Allah. Sewaktu masih sebagai orang muda,
anak pedagang kaya yang punya segala sarana untuk menikmati hidup di dunia ini,
Fransiskus ditangkap oleh Allah. Allah membuat dia merasakan kasih dan
kebaikan-Nya, yang nilainya jauh melampaui segala kenikmatan dunia ini. Ia
menemukan, bahwa jalan untuk menjawab kasih Allah itu ialah dengan mengikuti
Kristus. Sebagaimana Allah menyatakan kasih dan kebaikan-Nya kepada manusia
melalui Kristus, demikian pula manusia hanya bisa sampai kepada Bapa yang kudus
dan baik itu melalui Kristus.
Fransiskus dan Serigala
Barangkali kisah St.
Fransiskus yang paling terkenal adalah kisahnya menjinakkan serigala yang
meneror rakyat kota Gubbio. Ketika Fransiskus tinggal di kota itu ia mendapati
ada seekor serigala yang sangat ganas. Ia tidak saja memburu dan memangsa
binatang, tetapi juga manusia. Rakyat kota itu mengangkat senjata untuk
membinasakannya, tetapi mereka yang pergi menghadapi serigala itu lenyap oleh
taring-taringnya yang tajam. Maka penduduk menjadi sangat takut dan tidak
berani keluar dari tembok kota.
Frasnsiskus merasa iba kepada penduduk kota dan memutuskan
untuk pergi menemui serigala. Penduduk mencegahnya dengan sangat, tetapi
Fransiskus bersikeras bahwa Tuhan akan menjaganya. Seorang rahib yang pemberani
dan beberapa petani menemani Fransiskus sampai ke gerbang luar kota. Tetapi
segera saja petani-petani itu merasa gentar dan tidak berani melanjutkan
perjalanan.
Fransiskus dan rahibnya mulai berjalan. Tiba-tiba serigala,
dengan rahangnya ternganga, muncul dari hutan dan datang menyerang kedua
biarawan itu. Fransiskus membuat Tanda Salib ke arah serigala. Dengan kuasa
Tuhan, serigala itu segera memperlambat larinya dan mengatupkan rahangnya.
Kemudian Fransiskus berteriak: "Datanglah kepadaku, Saudara Serigala.
Dalam nama Yesus, aku memerintahkan kamu untuk tidak lagi menyakiti siapa
pun." Maka pada saat itu juga serigala menundukkan kepalanya dan datang berbaring
di bawah kaki St. Fransiskus. Serigala itu menjadi jinak seperti seekor anak
domba.
St. Fransiskus menjelaskan kepada serigala bahwa serigala
telah menakutkan penduduk kota, karena ia tidak saja memangsa binatang, tetapi
juga manusia yang diciptakan seturut gambaran Allah. "Saudara
Serigala," kata Fransiskus, "aku ingin mengadakan perdamaian antara
kamu dan penduduk Gubbio. Mereka tidak akan menyakiti kamu dan kamu juga tidak
boleh lagi menyakiti mereka. Semua kejahatan di masa lampau harap dimaafkan."
Serigala menyatakan persetujuannya dengan
menggoyang-goyangkan badannya dan menggangguk-anggukkan kepalanya. Dan puncak
dari peristiwa yang menakjubkan itu, Fransiskus meminta serigala untuk membuat
janji. Sementara Fransiskus mengulurkan tangannya untuk menerima janji,
serigala mengulurkan kaki depannya dan meletakkannya di atas tangan orang kudus
itu. Kemudian, Fransiskus memerintahkan serigala untuk mengikutinya masuk ke
dalam kota untuk mengadakan perjanjian damai dengan penduduk kota. Maka tanpa
melawan sedikit pun serigala mengikuti St. Fransiskus.
Ketika mereka tiba di alun-alun kota, semua orang datang
untuk menyaksikan peristiwa yang ajaib itu. Dengan serigala di sisinya,
Fransiskus berkhotbah kepada penduduk kota mengenai cinta kasih Tuhan yang luar
biasa serta ajaib, yang memanggil mereka semua untuk bertobat dari semua
dosa-dosa mereka. Kemudian atas nama serigala, Fransiskus menawarkan perdamaian
kepada penduduk kota. Penduduk berjanji dengan suara lantang bahwa mereka akan
menyediakan makanan bagi serigala. Kemudian Fransiskus bertanya kepada serigala
apakah ia mau hidup berdamai dengan syarat-syarat tersebut. Serigala
menundukkan kepalanya dalam-dalam dan merenggangkan badannya untuk meyakinkan
semua orang bahwa ia menerima janji itu. Kemudian sekali lagi serigala
meletakkan tangannya di atas tangan Fransiskus sebagai tanda ikatan perjanjian.
Sejak saat itu penduduk kota menepati janji yang mereka
buat. Serigala tinggal selama dua tahun lamanya di antara penduduk kota, pergi
dari satu rumah ke rumah lain untuk meminta makanan. Serigala tidak menyakiti
siapa pun dan tak seorang pun menyakitinya. Bahkan anjing-anjing pun tidak
menyalak kepadanya. Ketika akhirnya serigala mati karena telah tua umurnya,
sangat sedihlah penduduk kota Gubbio. Cara hidup serigala yang penuh damai
menjadi peringatan bagi mereka akan pengaruh, kesabaran, keteladanan dan
kekudusan St. Fransiskus yang menjadi simbol nyata kekuasaan dan pemeliharaan
Tuhan Allah yang hidup.
Hidup Dalam Kasih (Rm 12:9-21)
Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat
dan lakukanlah yang baik. Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan
saling mendahului dalam memberi hormat. Jangalah hendaknya kerajinanmu kendor,
biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan. Bersukacitalah dalam
pengharapan, sebarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa! Bantulah
dalam kekurangan orang-orang kudus dan usahanlah dirimu untuk selalu memberikan
tumpangan! Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk!
Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang
menangsi! Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu
memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada
perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai! Janganlah
membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang!
Hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang! Saudara-saudaraku yang kekasih,
janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada
kemurkaan Allah, sebab pembalasan itu adalah hak-Ku. Tetapi, jika seterumu
lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat
demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya. Janganlah kamu kalah
terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar