Kamis, 15 November 2012


Kesenangan dan Kebahagian

Untuk bahagia memang kita memerlukan banyak kesenangan; tetapi orang yang sedang menikmati kesengan belum tentu bahagia.
Karena keseimbangan itu bagian tak terpisahkan dari kebahagiaan, banyak di antara kita tidak sanggup membedakan di antara keduanya. Dalam kehidpan sehari-hari kita menggunakan kata “bahagia” dan “senang” silih berganti seakan-akan keduannya itu padanan kata. Seorang yang sudah kena pukul dipersilakan untuk membalasnya. Setelah ia berhasil memukul balik lawannya, ia ditanya, “Kamu happy sekarang?” Saya sering mendengar pembicara memanggil para pendengarnya dengan ucapan: “Para pendengar yang berbahagia!”
Untuk bahagia memang kita memerlukan banyak kesenangan; tetapi orang yang sedang menikmati kesengan belum tentu bahagia. Betapa banyaknya orang yang tertawa terbahak-bahak untuk menyembunyikan kemelut hatinya. Betapa banyaknya orang yang merasa senang ketika menari di lantai dansa; padahal mereka menyimpan luka yang parah dalam hatinya.
Orang bahagia pasti senang tetapi tidak semua yang senang pasti bahagia. Apa yang membedakan kesengan dengan kebahagian. “Kesenangan”, kata Norman E. Rosenthal dalam The Emotional Revolution, “adalah pengalaman sekilas, yang berkaitan dengan ganjaran tertentu. Kebahagian adalah keadaan yang berlangsung lebih lama, yang berhubungan dengan penilaian pada kehidupan secara keseluruhan.  Orang bahagia mengalami kesenangan dalam kehidupannya sehari-hari. Dalam pada itu, kesenangan tidak membawa kepada kebahagian bila tidak sejalan dengan, atau bertentangan dengan, tujuan seseorang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar